Menentukan Harga Sebuah Proyek
"proyek ini berapa ya harganya? kemahalan ngga ya? waktunya kecepatan ngga sih? fiturnya kebanyakan ngga sih?"
Pernah ngga sih sebagai mahasiswa IT ditawarin proyek, tapi bingung bermain dengan ketiga hal ini yaitu Harga, Waktu, dan Fitur? Simak utas opini singkat dari saya.
Waktu saya berkuliah di CCIT - FTUI semester 3, saya inget banget dosen saya waktu itu bilang "Kamu kalo bingung ngebid proyek, saya kasih kiat-kiatnya".
Ketahui proyeknya
Ketahui dulu proyeknya, jangan langsung bilang "iya" cuma karena tergiur sama uangnya, pahamin dulu proyeknya mau bikin apa, jangan sampe dikasih uang 2 juta malah ngangguk, padahal harusnya proyek itu bisa didorong harganya ke 10 juta.
Pahami dulu secara flow bisnis proyek itu, dan jangan pernah berpikir tentang bagaimana cara codingnya. Ngoding itu mudah, tapi kalo nerjemahin dari bisnis ke code, susahnya bukan main. Makanya perlu bener-bener paham flow bisnis sebuah proyek.
Hubungannya nanti sama possiblity yang akan terjadi. Contoh proyek mini e-commerce akan ada banyak possiblity mulai dari autentikasi akun, masukin keranjang, sampe bayar pake payment gateway. Pahamin dulu core flow bisnis proyek itu, biar gampang nerjemahinnya.
Jangan takut untuk oret-oret di kertas sambil ajak ngobrol client kamu untuk make sure apa yang ada di otak kamu itu sesuai sama yang client mau, jangan sotoy bilang "iya ngerti-ngerti" ternyata malah ngga match sama yang client mau.
Tanya Fitur
Jikalau sudah yakin flow bisnis yang klien mau adalah sesuai yang kamu imajinasikan, mulai tanya fitur apa aja yang klien expect, misalnya klien ekspektasikan dari proyek e-commerce bisa pengen ngelakuin hal yang ada di e-commerce pada umumnya (belanja, keranjang, bayar) plus admin panelnya dengan report, statistik, tambah produk dan tetek bengeknya. Catet dengan detail apa aja yang klien mau biar ngga miss, tujuannya biar kamu juga ngga rugi kalo mau ngebid harga.
Jangan ragu untuk tanya "Budget bapak/ibu berapa ya?", biasanya klien pintar akan nanya "biasanya harganya berapa ya untuk software ini?". Jangan kalian yang lempar harga, biarkan klien yang menentukan budget untuk sebuah proyek.
Meskipun di beberapa teknik negoisasi ada klien yang tetep ngotot minta harga, kalian bisa lempar teknik seperti ini:
"Diantara < 10, 10-20, dan 20-30, budget bapak/ibu ada di range berapa ya?"
Hal ini dikarenakan bisa jadi klien bingung proyek itu berapa harganya. Tentu klien juga ngga mau rugi, jadi kita harus kasih kemudahan untuk mereka berpikir, kita harus sama-sama untung. Make sure kita tau berapa budget klien itu penting.
Ekspektasi Pengerjaan
Terakhir, tanya waktu yang diharapkan klien untuk selesai "Bapak/ibu mengharapkan proyek ini selesai dalam waktu berapa lama ya?" Kalo perlu tembak aja sekalian "2 bulan atau 3 bulan?" Tujuannya biar mencegah dibawah 1 bulan, karena ngurus tetek bengek dalam sebulan itu susah!
Kenapa ngga prefer sebulan? Klien kadang lucu, ekspek sebulan tapi ngga menghitung waktu kerja, jadi 1 bulan bener-bener dihitung per-hari, dan bahkan sering lama ketika dihubungin hal-hal yang penting, contohnya minta asset, UI, atau beberapa copy writing, sayangnya mereka ekspektasi cepet jadi, kan susah juga toh? Makanya penting kita ngejar-ngejar dan menghantui client kalo mereka mintanya sebulan, dan jangan suka nunda, karena client tuh mulutnya pedes, ya maklum kan raja.
Raja juga harus jadi seorang yang bijaksana, nah untuk menyiasati raja yang zolim, kita sebagai freelancer juga harus cerdik, jangan lempar kesalahan sembunyi tangan. Klien emang banyak yang slow rep, makanya kejar terus dan bilang kalimat sakti "Pak/bu kami butuh ini untuk mempercepat kerjaan", biasanya mereka akan merasa terkejar dan cepet-cepet ngasih data yang kalian perlukan.
Nah hal seperti itu juga bisa jadi bukti ntar kalo kalian cekcok masalah deliver proyek yang delivernya telat sesuai perjanjian linggarjati proyek. Jadi, kalian bisa ngasih excuse kenapa kalian terlambat, jangan sampe keliatan salah.
Rumus
Nah apabila kalian sudah tau hal berikut:
- Berapa budget klien
- Fitur apa saja yang diminta
- Berapa lama waktu pengerjaan
Kita akan bermain dengan rumus T2N1 alias Terima 2 hal Negoisasi 1 hal.
Apabila klien budgetnya 1 juta saja, waktu pengerjaan minta < 1 bulan, kita tawarkan fitur yang diberikan hanya fitur sangat standar atau hasil yang diberikan tidak sekeren ekspektasi mereka. Sampaikan juga alasan professional kalian. Apabila klien minta waktunya 1 bulan dengan fitur yang fantastis, negoisasi harganya, minta yang awalnya 5 juta menjadi 20 juta, dan berikan alasan professional tentu saja karena kalian mengejar waktu.
Saya pernah diminta proyek CMS yang mengejar waktu 7 hari harus live dengan Laravel, tentu saja harganya sangat fantastis dan saya harus nurunin 3 prajurit tambahan untuk ngelakuin scrum di proyek tersebut hahahaha. Apabila klien punya budget sangat kecil dan fitur yang cukup menguras tenaga, tawarkan proyek tersebut menjadi proyek jangka panjang yang panjang banget, sampe mereka mikir "ini udah kek thomas panjang banget waktu pengerjaannya".
Meskipun opsi ini tidak disarankan, why?
proyek itu menguras tenaga, waktu, bahkan emosional. Mendingan proyek itu paling lama 3-4 bulan deh biar cepet move on, belom dihitung maintenance yang kalian tawarkan. Kalo proyek makan waktu sampe setahun, keburu eneg kaliannya ngerjain dan berkutat dengan hal yang sama mulu.
proyekan Saat Kuliah
Ngambil proyek disaat masih menjadi mahasiswa ya sah-sah aja, saya juga pernah mengambil beberapa proyek, dari yang harganya sebungkus nasi padang, hingga yang fantastis, yang terpenting adalah kalian enjoy ngejalaninnya. Bagi yang ngerasa masih malu, ya confident aja dulu, tujuan kita adalah memuaskan client, meskipun secara coding masih jelek banget.
Jadi kalo selama client puas, proyek kalian dianggap berhasil meskipun kodenya jelek banget.
Ingat, selalu hati-hati bahwa ngga semua klien itu ngga bisa coding, bisa jadi dia kebetulan engineer yang nyari freelancer buat memangkas pekerjaannya aja, karena proyek fantastis yang saya ceritain tadi client saya ngerti banget semuanya sampe kode-kodenya pun dipush ke github dia.
So, jangan mengira semua klien tuh oon juga, saya pribadi juga kalo didesek sama pihak atas saya ya saya akan offer untuk cari freelancer dimana tentunya saya punya "ekspektasi" tinggi terhadap freelancernya karena saya "ngerti" apa yang akan ia lakukan.
Untuk kamu mahasiswa IT, kamu bisa banget menawarkan ke orang-orang untuk nerima proyek biar kamu bisa belajar sekaligus nerima uang, ya meskipun ngga banyak atau bahkan ngga dibayar, at least kamu bisa improve skills.
Caranya gimana? Nih saya kasi tahu cara paling gampang, coba tengok website SMP/SMA kamu, jangan kampus ya biasanya mereka birokrasinya udah ribet banget. Coba deketin guru lama yang kamu akrab disana, tawarin "mau ngga pak/bu saya bantu bikinkan website sekolah".
Sekolah pasti seneng banget, alumninya peduli, dan bisa bantu. Kalian juga jadi "keliatan" keren karena udah jadi anak IT, dan bisa bantu sekolah, meskipun belom dibayar.
Ya siapa tau nanti dengan membantu sekolah terbuka lagi proyek-proyek lainnya lewat guru-guru.
Saya pribadi bantuin website SMP saya yaitu SMPN 29 Jakarta dari buat website profil, sampe sistem liat nilai UN secara online, dan tentu saja saya "tidak dibayar sepeserpun", tapi portofolio saya nambah bahkan sampe 3 portofolio, lumayan kan dipajang di Linkedin.
So, masih ragu-ragu proyekan?